Minggu, 09 Desember 2012

Bukit Bukit yang Resah


Pagi menerkamku

Rembulan mengulitiku

Batas kian nyata, aku berdiri tak sekokoh

kala pertama aku menumpahkan 

sejuta warna pelangi.


Kau bercermin di baliho langit

Nyanyi rinduku

membidik butir fatamorgana...semu memudar

awan jingga menunggu di balik bukit yang resah


Pernahkah kau membuka catatan langit ?.

Sang detik yang melangkah surut,

saat kau sebinal merpati jalang

mencari ranting hijau, sekedar memejamkan mata

lantas kau mulai meluruhkan kisah lama


Kau bagai sang ratu..

Bergaun warna warni, berenda decak kagum

dari sejuta daun dan bunga di taman

Akasia tak lagi sempat melepas kerontang daunya

Lantaran angin sejuk kau tebarkan

pada tiap penjuru bumiku yang melekang


Namun hati adalah metamorfosis manusia

Perjalanan sang hari selalu berteriak bisu

Kau terjerambab dalam lingkaran tak berujung

tanpa  sebelah tanganku kau gapai...


Teriak sang kenari

Liuk dahan dan ranting,  tak lagi

berkencan dengan kupu dan kecupan mesra

Bukit bukit hatimu tak lagi menjuangkan

cumbu rayu,hanya bergaun resah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar