Dalam Sudut Biru Senyumu
Dalam
keranjang hati bersulam benang emas..
aku
simpan saja rindu yang merontang
meski
mengalir deras sepanjang dinding nadi darahku..
dalam
rindu, aku sisihkan apa yang harus tersimpan
dalam
kerah bajuku sendiri.
Dalam rindu,
aku menjadi pengecut
yang lari dari tumpukan memori
aku belenggukan pada
kawanan pipit, terbang menyapa awan
untuk rindumu yang
sebatas kain tipis,
namun bersorot pandang
tajam , aku tertikam pilu dan kelu
Untuk
rindumu,
kau
sendiri yang menusukan pada kawanan ilalang
tajam
menyayat angin pagi, terhambur pada prosa dinding jantungku
lantas
kau kemasi hari tersembunyi dalam bilik yang pengap
tak
ada lagi untuku tawa sutra biru merayu...
saat
pagi berkulum senyum kau menghardiknya
Untuk rinduku....
aku adukan pada Akasia
yang menyerpih daun daunya
saat kemarau memberinya
sisi tajam panasnya
namun kau hanyut,
melibas dan melentingkan hidangan
yang aku sodorkan demi
sebuah
hari panjang, berteman
sejuta dewa dewi menuai
dan padi yang menggerutukan jalan panjang
tak berarah angin...dalam
dinding senyumu
aku tersungkur
Rindumu..
masihkan
wewangi setelah terbasuh sejuta kembang ?
atau
hanya kering beluntas yang menggambar
biarkan
aku maki diriku sendiri
melesat
bagai anak panah
menawan
hari hariku sendiri, sepi......
Semarang,
2 Desember 2012
Saat
Minggu Pagi di tengah keluargaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar