Selasa, 04 Desember 2012

Dalam Sudut Biru Senyumu

Dalam keranjang hati bersulam benang emas..

aku simpan saja rindu yang merontang

meski mengalir deras sepanjang dinding nadi darahku..

dalam rindu,  aku sisihkan  apa yang harus tersimpan

dalam kerah bajuku sendiri.

 

Dalam rindu,

aku menjadi pengecut yang lari dari  tumpukan memori

aku belenggukan pada kawanan pipit, terbang menyapa awan

untuk rindumu yang sebatas kain tipis,

namun bersorot pandang tajam , aku tertikam pilu dan kelu

 

Untuk rindumu,

kau sendiri yang menusukan pada kawanan ilalang

tajam menyayat angin pagi, terhambur pada prosa dinding jantungku

lantas kau kemasi hari tersembunyi dalam bilik yang pengap

tak ada lagi untuku tawa sutra biru merayu...

saat pagi berkulum senyum kau menghardiknya

 

Untuk rinduku....

aku adukan pada Akasia yang  menyerpih daun daunya

saat kemarau memberinya sisi tajam  panasnya

namun kau hanyut, melibas dan melentingkan hidangan

yang aku sodorkan demi sebuah

hari panjang, berteman sejuta dewa dewi menuai

dan padi yang  menggerutukan jalan panjang

tak berarah angin...dalam dinding senyumu

aku tersungkur

 

Rindumu..

masihkan wewangi setelah terbasuh sejuta kembang ?

atau hanya kering beluntas yang menggambar

biarkan aku maki diriku sendiri

melesat bagai anak panah

menawan hari hariku sendiri, sepi......

 

Semarang, 2 Desember 2012

Saat Minggu Pagi di tengah keluargaku

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar