aku
ditengah riuh manja bocah berlarian di
tengah padang
pesolek
alam dengan bibir gincu menyengat tak aku pedulikan
lengkingan
lugu angin yang melesat dari buluh jerami,
di
tiup mulut mungil bocah desa
bertelanjang dada
memenuhi
empat penjuru padang berbatas cakrawala,
aku
berkata rindu, engkau menyelinap dalam
wajah suka
angin
padang bereksotis seperti diriku dalam lekuk tubuhmu
kita
berdua berburu hari
hingga
batas matahri tak menerkam legam kulitku.
aku
mengayunkan lengan menyisir
keberuntungan
menjaring
debu dan deru jalanan, hingga kering peluh
yang
mengsyahwati asa, berselingkuh dengan pipit dan kenari
hingga
pagi, kita dalam rindu
(Semarang, 15 April 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar