tatkala
semua sisi Jonggring Saloka
meggemparkan
dengan tautan warna hari,
senandung
lirih menyertai dalam rajutan Negeri Kahyangan
angin
angin yang jeli menyeruak dari Sekar Kedaton
dalam
taman, semua tak berkata dusta
aku
terpojok dalam sudut hati
hingga
aku melepas ikatan dalam benak syak
wasangka
tak
kusadari aku terbaring
di
tengah kelambu langit penuh benang kasih
hingga
aku sepeti sang penghuni Indraphrasta
luluh
lantak yang terberai dalam cakrawala semu
aku
punguti kembali,
aku
semaikan dalam kelopak Edelweis, namun tak kunjung mengering
menjulang
dalam tatapan langit
sempat
aku baca guratan yang berlalu
aku
benamkan dalam lazuardi di balik dada
satu
hari melaju…..
bermetamorfosis
dalam peredaran bulan dan matahari
sehingga
tak terasa satu dua bukit terlampaui
satu
dua pulau, telah akrab dengan pelanginya
sendiri
akupun
terjebak dalam canda terpingit hari
apalagi
bila kembang warna warni turut berprosa
dalam
bait yang runtut, namun hening dalam damai
satu
hari terkapar
wajah
hari lainnya mensemilirkan angin musim
satu
hari meradang nanar dalam sorot mata binal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar