pada sisi langit, yang bermandi kain hitam
pernik bintangmu, bukan
sinar yang aku pungut
hanya sorotnya yang
melentingkan aku
pada “sekuntum bunga
berkelopak sembilu”
yang kau jinjing
“Sense of night” menggetarkan
nadiku
Meski kau lebih memilih “sense
of belonging”
yang koyak…”metamorphosis”
malam ini
telah berkata jujur
Tanpa berenda benang
jingga
Yang aku selipkan pada kra
bajumu.
Kau tak mampu menjenguku
Untuk merapikan halaman
rumah
Berpagar bambu…milik pipit
dan kenari
Yang telah meradang
sayapnya. ..
Sempat aku sedu alam
seisinya
Dengan hangat dan lembutnya kain sutra milikmu
Kau layaknya Putri Kate di
atas kereta kuda
Dengan roda besi yang
menggilas jarum waktu
Aku tampakan pada semua
bioma tanah padang
Sebuah guratan wajahku,
yang terpampang di jendela langit
Namun kau tetap menyelinap
di tengah malam
Dalam waktu…..
kutunggu di atas kursi bambuku
entah aku di tengah waktu
(Semarang, 23 Oktober 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar