Aku Dan Perahuku
Empat penjuru angin, adalah sauhku
Akupun tetap di perahuku…..
Agar terpelanting,,,berada di hadapanMU
Akupun menjadi perahuku
Lewati badai tengan malam atau terik
di siang hari……….
Perahuku tetap melaju menjinjing waktu
Pantai Yang Jauh
Kala aku
menjauh…pantai itu berwajah sendu
Kala ku dekat .
..lekatlah semua AsmaMU
Ke arah pantai akupun
tengadah….
Hingga menuju pintu
langit, yang berkanvas lukisan…….
Tahlil, Takbir dan Tahmid.
Melepas Dahaga
Bila Takbir,
menggema dan memantul
dari balik awan…..
Pertanda tenggorokan
ini basah, atau bila Tahlil
datang merenda suara alam
Hanya “Kekasihku” yang
terselip di hati
Bila Tahmid..menjelma
menjadi ombak di laut
Akan aku berikan
tanganku yang tengadah
Setelah Fitri….kembali Senyap
Aku dapatkan cermin
lusuh
Ketika di basuh dengan air bidadari
Di pagi yang penuh
guratan Asma-MU
Inilah fitri…..kembali
senyap
Menyisakan hati yang tawadhu
kepada –MU
Semarang, Akhir Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar