Kamis, 15 November 2012

Saat Kau Berbagi Hari



Tidak mampu lagi aku menelan semua yang…
Telah kau kau ikat dalam perguliran batas hari
Antara senja dan pagi,
Antara saat kau sembunyikan wajahmu,
Atau saat kau sirami kembang di sudut
Kala kita bertemu….

Awan jingga kau sulam dalam kebun singkong
Lantas kau semai…bunga sedap malam
Tak lupa kau nyanyikan, bila riuh batang bambu
Yang berseloroh dengan angin malam
Terdiam membisu.

Jangan kau hanya menghitung butir demi butir
Air mata..saat malam tak lagi berbintang
Namun  songsonglah rembulan dengan …
Rajutan kain sutra yang telah kau simpan
Saat malam malam indah
Di peraduan malam pertama

Malam yang kau hiasi dengan hitam dan ikal rambutmu
Yang kau taburi dengan sejuta minyak kasturi
Bederai menyodorkan hasrat
Untuk terbang melayang ….mewarnai kanvas langit,
Di bawah tatapan mata malu malu
Dari sang malaikat penjaga langit

Hari telah siang…..penat menerkamku…..
Peluh telah kugatikan dengan apa …
yang harus aku lakukan…….
kerongkongan yang mengering
telah aku basahi dengan segelas air tawar milikmu
dari setiap embun pagi yang mengadukan ,padamu.
Tentang dinginya malam….

Mari kita hadapkan …semua batang sayur
Daun ubi, ketela dan batang bamboo
Hanya pada arah angin muson …
Semoga mereka tidak bersyahwat dengan badai
Dan menyodorkan kulum senyum
Pada kita berdua…
Yang hanya mengantongi tekad dan berbagi hidup
Yang tidak kokoh akar kita
Yang hanya mampu menjulurkan’
Ke dua tangan yang dipenuhi
Guratan garis “lelah dan nafas tersengal”
Hanya untuk membidik cakrawala esok
Tempat anak  anak kita
Mampu berkejaran sesuka hati
Selamat Malam Isriku….

Semarang, 22 Nopember 2010.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar