Kamis, 15 November 2012

Kau yang Kutunggu

selalu ada gundah
merebah,  tak mampu  aku bawa arah tubuh
sementara sang detik menusuku dalam- dalam
aku terjebak dalam kelana
menukil sketsa yang aku mau
pada belantara aku temukan kau

tak heran bila sedih
melepaskan  tiap urat nadiku...
jalan jalan yang pernah kita lalui
berpagar  beluntas
bersandar pada bilah bambu
kini memekik, tak mampu kudengar

tinggal satu lagi,
cerita panjang  membelit tiap kata hati
akan kulepas, berseloroh dengan batang jambu
di halaman rumah, kala kau dan aku satu.....

Jakarta  11 November 12



Tidak ada komentar:

Posting Komentar