Kamis, 15 November 2012

Puisi 3 di FB ku



Hujan

Aku menyelinap...
pada gambar langit
bercorak keluh kesah...
ketika selaksa guratan hidup
mereka usung di batas nafas....

Merekapun merajut
halaman hati, penuh benang sutra...
aku hanya mampu mengerling
tak kusodorkan......
karena telang hilang
terpagut petir tengah hari....(Semarang, 22 September 2010)

Tuhan

Berilah aku pagi......
agar mampu aku kayuh
perahu yang t'lah sarat
ke tepian
pantai ASMAMU

Tuhan....
berilah aku waktu
untuk ku naiki
agar tiada lagi
gelombang pantai
yang liar....
bersamaku sla'lu
TUHANKU........(23 September 2010)

Bulan

Saat kau terjaring..
di rimbun palma dan semak
akupun masih..berkalang ufuk
diantara ilalang
aku tepis..samar hati
lantas kujebak rembulan
aku terkapar........(.23 September 2010 )

Bajuku

Bukankah telah aku semai...
biji biji tanaman hati..untuk esok
kala lusuh dan hambar..menjadi satu
aku menggeliat....menggambar warna
di depan bilahhati dan beranda
Jiwamu.....

Namun engkau memilih gerimis
berkalang hitam jelaga langit
aku sodorkan halaman
berpagar kembang bakung

Bulan di kantong bajuku
mengerling tajam
dan bersapa senyum...
hening.........(.24 September 2010 )
 

Nindia

Dalam ukatan satu rumpun
aku ikat mawar, melati, kenanga
saling mengenalkan warna...
anyelir pun tak mau surut

Semua menjadi satu...
tak ada yang mau...berkawan senja
lantas aku pikat dengan SMARANDANA
semuanyapun menyodorkan senyum...
tapi aku terburu....terselip di sudut asa

Aku berikan taman bunga..
tempat aku membenahi...
kumbang dan bunga yang
memekik seru..aku terhampar
dalam sayap  DE'AMOUR...
karya seorang pujangga..
yang menelisik telaga cinta..

di tepinya telaga...
tak ada lagi belalang padang
yang  meranggas pilu..
aku bersemayam dalam halamanmu
Nindia.............(.24 September 2010 )

Sayap

 lajulah...
.tanpa batas.....
pada sebuah guratan tentang ASMAMU..

agar mampu merajut......
langit yang tiada terperi luasnya.
.aku ditepinya,
menjinjing kecerahan jiwa.
.yang pernah kubuang
di Samarathonga atau Semeru.

.SAYAP...lajulah......
kedua tangankupun telah pulih..
aku tengadahkan untuk kemurahanNYA...
(Mohon maaf lahir dan batin, pada semua temanku)...
(8 September 2010)

Hari

Kala hari telah lusuh
Istriku menyiram pagar rumah
yang ditumbuhi beluntas
dengan embun dini hari

Aku masih terpaku
di kakiku sendiri
secangkir kopi pahit
adalah wujud cintanya....Jum'at. di tengah hujan 24/9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar