Kamis, 15 November 2012

Puisi di Hari Fitri



Diam Dalam Diri

Seuntai warna pelangi dalam menunjam
Batas alam bertepian pantai
Berpilar sejuta angin puting beliung
Namun kali ini aku diam
Biar aku hanyutkan dalah “sunga Gangga” sekalipun

Aku kokoh bagai mount everest
Seketika itu
Daun jiwaku beterbangan mengukir canda
Bersama burung kutilang
Yang mengais bumi

Akupun diam
Karena sudah tak mampu lagi
Untuk berontak melawan
redupnya senja di ufuk barat
manakali akulah pencuri
yang membawa liar hati ini

Semarang, 8 Seprember 2010


Dalam Penantian

Satu bulan dalam dahaga
Satu bulan dalam tatapan kosong
Meski vas bunga dalam kantong baju
Meski kibas warna bulu burung merak
Menghantamku hingga bilik jantungku
Menorehkan sedikit kegetiran

Masih belum tahukah ?
Bila esok pagi
Bintang gemintang tiada berkawan awan
Mari kita kayuh biduk
Menuju  cakrawala bening

Semarang.8 September 2010

Cahaya

Kini pintu hati
Telah terjaga cahaya
Yang aku pungut
Dari lazuardi di titik tak bertepi
Lalu aku berikan
Bingkai tentang “prosa selorohku”
Akupun hanya terbaring
Bila cahaya menjadi atap

Semarang, 8 September 2010

Langkah Kakiku

 Aku teruskan saja
Bila damai hati bersamaku
Lantas sejuta sayap menghadang
Menghardik dengan lengan yang kokoh
Menelikung anganku yang panjang

Aku tak mau menepi
Meskipun ombak garang membawa sekeranjang
sauh ….
Aku untai nafasku dalam damai

Semarang, 8 September 2010

Terbang

Bila kabut tersingkap……
Himalaya menjulang dalam sepi
Tepian senjaku bertaut di puncaknya

Bila terbang…
Anginpun menepi
Dan mata terpejam dari lusuhnya dunia

Semarang, 8 September 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar