Rabu, 07 November 2012

Untukmu



" Abyor lintang kumedap...
swasono lan sasono ingkan trep
kanggo ati sing kudu jejeg ora uwal
saking paugerane agesang...labuh labuhing ati
"....

serasa KAU makin dekat, tak lebih dari sepenggalah...
dalam sajadah berujung empat kaki langit..
kosongkan hati dan jiwa..
biarkan lolongan srigala di tengah hari..
atau detak pohon yang saling bercengkerama
dengan angin padang,,,menyodorkan sajian , kala manusia
menjinjing isi dunia..Aku dalam tunduk Tawadhu padaMU....

SEMUA RESAH
panas merekah...
peluh membasah...
aku tengadah, menghitung awan
tak juga menjinjing air tercurah...
karena hati manusia telah pongah..

janganlah resah
hidangkan pujian padaNYA, hingga lidah
menjadi basah...
kenapa kau memilih susah
tunggulah hingga kehendak NYA yang Pemurah
dan Pengasih....
Untukmu.....
kuulurkan tangan mesra...
bukan dengan janji atau
sorot mata penuh kepalsuan...
aku bentangkan hari...
agar kau tak sekedar meronakan bibir gincu...
aku berikan bilah hati
lantas kau penuhi buku harianku..
biarlah hari berburu realita..

DOA MALAM

sekeping hidup dalam buai panjang
pernah singgah,  menepikan seraut  episode menakutkan
di tengah makian debu debu menyesak dada
tak urung,   nyanyian duka
telah disemai di puncak yang bukan milikmu
meski bibir gincu, menyapa hari hari yang asing
tak satupun nama tertanam di pepohonan
yang kekar dan sejuk

merah jambu awan senja
bertepi putih membiru tepi langit
telah menyongsong wajah yang akrab dengan
lipatan jaman…guratan hidup mencumbu nafas
kala terlihat lelah kedua mata kita.

kau mencoba mengukir sisi langit
yang membentuk barisan awan…bertanam mekar sari
seberkas himpitkan  tajam  sebagian langit
meluruhkanmu, …..kembali sepi
dari indahnya wajah bulan di bumi dongeng
hanya tinggal, bahtera yang mengusung
serpihan layar menantang angin buritan

lebih baik kau tawarkan mawar jingga
dalam sebagian malam
bertabur sayap malaikat dari rajutan langit
kemana lagi akan kau cincang hidup ini
bukankah potongan doa lebih indah
dari jarum waktu yang kau tinggalkan……(Semarang, 9 Februari 2012)

September ceria...
dalam baju hangatmu kusimpat sekerat rindu..
ketika kita berada di Kota Bahagia
liku jalan, kau pegang erat tanganku...
kau desahkan bait demi bait lagu CINTA...
aku terkesima.....

TAWAJUH
aku dalam keranjang pekat..
bilik kamar terasa makin sempit
karena angin prahara menggertak..dengan gerigi tajamnya..
aku terpelanting dalam haru biru
hati yang berbatas kerinduan
untukMU..di puncak Lazuardi nikmat
aku pekikan sesuatu yang halus, menjalar
setiap nadi darahku..

malam ini tak akan sia sia
dalam hening dan Tawajuh seluas samudra
diantara tak terbatas aku tenggelam
meski Syaithon meburuku dengan lancang
aku tetap dalam pusaranNYA..

TAFAKUR
menanti semi bunga di sisi langit
lama kau perciki air...
entah mampu membuka jendela langit ?
dalam sajadah bersulam hitam putih hidup
mereka berdesak, menguntai kulum pujian
dalam bahasa berkemas lidah emas....
nam un tetumbuhan masih meranggas..
belalang masih liar, ganas di padang gersang...

aku sendiri saja...
dalam kidung jawa yang hening dan merambat
menuruti tangga...hingga Mahkota Langit
untuk Tafakur di SisiMU....

CERIA

hari jumat menawan...
pagi berseri...berkencan mentari...
aku titipkan padanya..
agar sama menyongsong waktu dengan
tawa, canda dan gairah
untuk berkawan dengan Takdir
dariNYA....

jangan gundah dan resah..
karena semua MilikNYA.....


 PINESTI.....
hari ini panas masih mengelupas kulitku...
namun semua tak meluruh...
hari hari masih bersyahwat dengan kulit dagingku....
dalam tidur siangku...
dalam menyusuri aspal aspal pongah...
gerigi roda hidup..masih mengoyaku dalam dalam
tahukah kau hari ?...dalam berandamu
aku tanam kembang setaman...
agar aku dapat lelap, dalam tidur panjang
cakrawala senja aku gambar jelas..
menjadi kanvas indah untuk aku dan istriku
akan aku buru terus hari-hariku...gairahku...
malam panjangku, dalam LindungaMU....

Duh GUSTI ALLAH...curhatku...

aku punguti hidup, dalam benang merah
yang tergambar dalam cakrawala di istanaMU..
meski setiap sudut bumi, dengan rakus mengoyak sayapku...
namun aku hanya bisa memberi kabar pada
hitam dan putihnya warna burung burung camar
di pantai...berhias karang dan buih putih

aku terpojok dalam relung....
dimana pedang waktu menebas bilik jantung..
saat kepongahan menyumbat nadi darah
kusampaikan pada Puncak Mahameru
namun hanya jendela yang tertutup rapat...

aku menukik berbaring di awan hitam
bergigi tajam, tak mengenaliku
namun aku adalah lengan legam
di bahu yang kekar, dada yang terlapang
berkat KasihMU...dimanakah Kau Tuhanku...?


Tafakur padaNYA....

tak pernah kubayangkan sebelumnya.....aku ada di sini...
tak pernah kubayangkan sebelumnya.....aku hidup di kotaku ini...
tak pernah kubayangkan sebelumnya.....aku dikarunia putra putri olehNYA...
tak pernah kubayangkan sebelumnya.....aku memiliki gubug bambu.....
tak pernah kubayangkan sebelumnya.....aku memiliki sokib di berbagai arah....
tak pernah kubayangkan sebelumnya.....aku memiliki permata elok & indah...
yang kubayangkan sebelum semua terjadi...aku ingin dekat denganNYA....

KITA BERBEDA....

aku dan rembulan...
adalah berbeda jauh berbeda...
kau berambut sutra berkain beludru Eropa
berdandan putri negeri kaca,
di etalase tak sebutirpun debu

aku...
bersarapan ubi dan gula jawa
hanya mampu merapikan butir padi...
berias daun jagung...krtrla rambat..

kau menebar asa dengan kuda kuda gedong loji
aku hanya panda menyeka keringat emak
yang renta di gubug bambu...

aku dan kau jauh berdiri
kuusap peluh...berdebu tanah sawah
kau hiasi manik baju dengan serpihan mutiara
aku dan kau berbeda...SEMARANG 9 September 12

MAWAR JINGGA

mawar jingga...yang kau tanam
entah di sisi langit sebelah mana..
terbawa angin prahara..pekik halilantar
menyambutku..
aku hanya berdikokoh dengan lenganku yang kecil
pekat awanpun hanya mengerlingkan mata
aku di pusari tebing kokoh yang angkuh

jangan kau kemas dusta
dalam lesung pipimu....manja dan ceria
kau sodorkan dalam adonan canda ria
tunggulah angin musim, saat...
semua isi cakrawala menyambutku dengan senyum
saat kuncup mawar merah merona
kau dalam wajah lesu...Semarang, 9 sep 12

gula gulacinta
aku disisi yang mampu kau pandang
meski jalan menghitam tertikam gerimis semalam,
namun kau gula senyum di pagi ini
sehingga pagi tak bergincu galau
sedulah teh hangat bergula senyumu
semerah mawar...

tepislah lampu sorot jalan
berornamen warna warni hidup
penuh jajanan Hamburger dan roti Belanda
kita adalah penuh dengan nafas tawakal kepadaNYA
peganglah erat tanganku
sehangat mentari sepengalah
di tengahnya terselip liku jalan

aku dan kau satu...9 sept 12 SEMARANG

Sendiri

kusedu malam ...
dengan rajutan bintang, meski bulan
terpelanting dalam sisa malam..
jangan kau ubah guratan malam,
meski menurut benakmu sendiri
dalam bara dada, sepanas api liar
takan henti matamu yang nanar..
aku masih terpagut dalam pekat malam
hanya sajadah ini yang melambungkanku
memetik bintang di langit
tanpa kau di sisiku,....


ISI HATI....

rambut sutra....
lilin di dekatnya tiada pernah menerpanya
kendati beliung bergerigi menyentaknya..
kini lilin hanya menunggu sebatang
yang ia miliki
sudahkah sudut kamar basah telah hangat
dengan secercah apinya..
lilin hanya menusukan sorot matanya..
pada bilah malam yang menyengatnya
lilinpun memang harus padam
sepi...di jalan panjang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar