Senin, 19 November 2012

Kota Cantik



Kala  kota ini menjadi  memerah lesung pipinya
kuulangi lagi dengan sebuah ketidak mengertian
mungkin hari berikutnya kau  tautkan pita jinga di rambutmu
masih saja, atmosfer kotamu  melempar wajahnya
akupun hanya hinggap ,  hanya pada yang mampu aku gapai

aku mulai menguliti hari hari di kotamu
bersaku ilalang yang tertusuk “merah padam “ kota ini
jangan kau tautkan ,  bila kau menyelipkan prosa galau
kita hanya lengan kecil........
tak mampu menjinjing mentari dan meminang rembulan

aku melangkah.....
kita satu arah..
kau mengusung senyum...
bila senja datang di kotamu

(Semarang, 22  Februari 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar